Senin, 27 Februari 2012

kaktus muda

aku kaktus biasa, mungkin tak banyak dipandang mata
aku kaktus muda, berusaha idup dalam kekeringan
aku yang berduri, tetapi berusaha indah dengan adanya aku
aku yang berbunga tapi sesulit mentari biru.,.,
rapuh, tapi selalu berusaha mengapai mimpi

Kamis, 16 Februari 2012

jangan pernah lupa untuk mengajarkan keindahan sepak bola


Karakter adalah ciri khas keunikan seseorang. Karakter sendiri dapat diartikan sebagai corak seseorang dalam tingkah laku,baik di keluarga, sekolah, dan mayarakat,sering dalam masyarakat disebutkan orang itu kejam,orang itu sopan, orang itu humoris, orang itu tegas, orang itu ulet, rajin dan sebagainya, itulah yang menurut persepsi saya mengartikan definisi karakter. Banyak istilah dalam psikologi umum yang membagi-bagi karakter seseorang seperti contoh koleris, sanguinis, plekmatis, melankolis.koleris diartikan sebagai orang yang tegas, dan dapat mengerjakan pekerjaan apapun, dapat mengorganisasi dan memimpin kelompok, sanguinis digambarkan sebagai seorang yang populer dan mudah bergaul, melankolis adalah orang yang romantis,tenang, ulet. Sedangkan plekmatis adalah orang yang damai, dan sulit mengambil keputusan. Tapi dalam pendidikan sekarang dicenderungkan dengan nilai-nilai/value yang harus dimiliki dan dicapai siswa . Menurut KEMENDIKNAS nilai-nilai tersebut adalah kejujuran,cerdas/cekatan, tangguh, dan peduli. Itu bisa dikaitkan dengan tujuan utama mapel penjasorkes yang mempunyai 3 tujuan utama yaitu :Meningkatkan potensi fisik siswa. Menanamkan (SD) dan membudayakan (SMP/SMA) sportivitas yang di dalamnya terkandung nilai kejujuran,kerjasama, tanggung jawab, disiplin dan peduli. Membudayakan hidup sehat.         (dalam arti kebersihan diri, pakaian, rumah dan lingkungan,peduli dengan kelestarian alam sekitar, dan menbuat karya  tentang kelestarian alam).
Penerapan karakter dan nilai-nilai tersebut seyogiyanya harus  dapat dicapai dalam mapel penjasorkes, karena dalam proses pembelajarannya siswa melakukan aktivitas sosial baik dengan individu-individu, individu-kelompok, individu-clasical, individu-masyarakat. Dalam proses pembelajarannya pun terdapat ruang lingkup olahraga dan permainan yang dimana olahraga sendiri dimaknai dengan miniatur kehidupan, seperti contohnya saja sepak bola; sepak bola berfilosofi untuk bekerja sama untuk satu tujuan,membagi dan meratakan tugas, memaknai bahwa setiap orang saling membutuhkan dan tidak mementingkan ego pribadi, sepak bola mengajarkan  dalam hidup dibutuhkan organisasi dimana demokrasi sangat dijunjung tinggi, keterbukaan untuk mengungkapkan pendapat sangatlah berguna mencari solusi, selain  itu kita juga diajarkan cerdas untuk cepat mengambil keputusan kapan kita harus passing,kapan kita harus shotting, dan kapan kita harus dribling. Sepak bola mengajarkan  nilai kompetitif yang harus dilalui dengan proses panjang,mengajarkan arti sebuah perjuangan untuk mencapai tujuan, tidak mudah kita menjadi juara, harus dengan disiplin dan ilmu pengetahuan. Bagaimana kita belajar bersosialisasi didalam maupun diluar lapangan,bagaimana kita dapat menjalin persaudaraan dalam tim dan persahabatan diluar tim bagaimana kita dapat menhargai yang menang dan menghormati yang kalah. Yang paling penting bagaimana kita menjunjung sportivitas yang menjadikan kita bersatu, dan cinta perdamaian.
Dalam ruang lingkup mapel penjasorkes lainnya seperti aktivitas pengembangan mengajarkan bagaimana kita mengerti arti kebugaran dan mamahami bagaimana pentingnya tubuh yang bugar, kita dapat mandiri dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan energik dan selalu dengan semangat . bagaimana kita bisa membantu orang lain jika kita bugar, bagaimana kita gotong royong dengan masyarakat, bagaimana kita dapat belajar untuk menjadi generasi bangsa yang sehat,bugar, cerdas, dan kompeten agar dapat mewarisi negeri ini.
Pada bagian ketiga ruang lingkup aktivitas ritmik kita dapat belajar tentang nilai-nilai seni,musik, dan keberagaman yang dipadukan dengan aktivitas gerak, seperti contohnya saja senam SKJ,Senam Ayo Bersatu, Senam Santri,Senam Pramuka, Senan Aerobik, dan  Senam Modifikasi lainya. Kegitan senam juga memberi pelajaran bagaimana kita memahami nilai keindahan jika kita bergerak dengan satu irama, dengan satu tujuan untuk kebugaran, dengan satu keinginan berinteraksi sosial dalam suatu perkumpulan yang menyenangkan.
Aktivitas air (renang dan keselamatannya) adalah bagian dari penjasorkes yang membentuk karakter siswa untuk berani menghadapi tantangan, berani menghadapi ketakutan ataupun trauma yang pernah terjadi ketika menghadapi genangan air, di indonesia yang disebut-sebut dengan negara kelautan tidak sepantasnya masih banyak masyarakat yang takut tenggelam dan tidak bisa berenang. Banyak alasan mungkin untuk menghindari belajar berenang, itu adalah tantangan para guru-guru dan para pendidik untuk merubah pemikiran seperti itu. Apalagi dengan kenyataan indonesia itu rawan banjir, banjir bandang dll,kemampuan untuk menyelamatkan diri dari bencana-bencana tersebut sangat diperlukan dan harus diajarkan melalui sebuah pembelajaran disekolah yang mana akan membawa dampak positif bagi masa depan peserta didik. Dalam pembelajaran ditekan kan pada keselamatan individu (diri sendiri) dan kepedulian pada orang lain yang membutuhkan bantuan ilmu maupun tenaga untuk keselamatan orang lain. Dilihat dari sudut pandang lain cabang olahraga renang dapat menghasilkan prestasi yang mengharumkan nama bangsa kita, pembinaan atlit secara intensif dan berkualitas memberi dorongan untuk meraih prestasi maksimal.
Tidak dapat dipungkiri kegiatan luar kelas memberi motivasi siswa untuk melakukan hal-hal kreatif dan memicu ingin tahu siswa, pengetahuan alamiah yang mendorong keinginan mengetahui lebih dalam,lebih luas akan alam ini, kegiatan luar kelas biasanya di desain dengan kegiatan penjelajahan alam sekitar sampai penjelajahan alam bebas secara berkelompok. Pembelajaran ini menumbuhkan keberanian siswa, tanggung jawab siswa dalam regu. Makna perjuangan untuk mencapai tujuan secara bersama, menghadapi tantangan secara bersama dan memecahkan permasalahan bersama. Selain itu kegiatan out bond juga sangat menyenangkan dan memuaskan keinginan siswa yang sangat ingin tahu yang dimana mereka selama ini dikekang oleh guru mapel lain di kelas yang membosankan.
Penanaman budaya dan kebiasaan hidup sehat harus dilakukan se dini mungkin,dimana siswa terbiasa dengan mencoba-coba segala hal dan sering melupakan kebersihan baik badan, pakaian, maupun barang lainnya. Siswa harus dibiasakan melakukan kegiatan membersikan bersama-sama dengan teman, guru, dan masyarakat sekolah, kegiatan nyata yang dilakukan akan lebih mengenang dan menancap dihati mereka dari pada sekedar teory belaka, para siswa harus mengerti apa tujuan dan manfaat setiap apa yang mereka lakukan dari dampak positif sampai dampak terparah yang akan terjadi. Selain guru memberi contoh dan teladan kegiatan baksos masyarakat sekitar akan sangat berpengaruh dengan karakter sosial mereka, alangkah baiknya jika para siswa ikud langsung ikut kegiatan bakti sosial/ kerja bakti di kampung dengan kemampuan dan semangat mereka.
Bagaimana cara pengembangan dan mencapai tujuan-tujuan tersebut? Tentunya tidak mudah, kita sebagai calon guru harus berkomitmen dan harus belajar tentang metode-metode baru yang efektif dalam pembelajaran dan pendidikan banyak buku yang memngurai tentang peserta didik dan sekolahnya. Misalnya dalam buku Sekolahnya Manusia membahas metode Multiple Intelligences System untuk munguraikan karakter dan gaya belajar siswa serta bagaimana cara mengajar sesuai gaya belajar siswa untuk mencapai keunggulan!!!!! Bagaimana guru mengajar dengan memandang bahwa setiap siswa adalah juara, mengajar yang menyentuh empati mereka, merangsang emosi mereka, dan meyakini setiap individu adalah juara di keunikannya. Siswa belajar dengan ciri dan kesukaannya sendiri, jadi guru harus mampu menyesuaikan gaya mengajarnya dengan cara belajar siswa.
Dalam metode lain membahas  tentang Contextual Teaching and Learning artinya pembelajaran harus dapat dan harus diaplikasikan dalam kehidupan dan pengalaman siswa, pembelajaran harus menyampaikan tujuan manfaatnya kegiatan. Kita dapat bayangkan jika siswa-siswi kita mengikuti pelajaran tanpa mengeti apa itu yang di ajarkan, mengertikah kita apa tujuan integral dalam matematika??? Saya juga tidak mengerti sampai saat ini, itu semua akibat saya hanya belajar menghitung dan menyelesaikan soal, tanpa ada nilai afektif dan guna hidup di masyarakat. Dalam satu teory di sebutkan bahwa manfaat itu penting :
AMBAK ( Apa Manfaatnya BagiKu )
§      Dapat belajar bagaimana membuat diri kita termotivasi untuk mancapai tujuan yang telah kita tetapkan
§      Mengetahui langkah-langkah untuk menumbukan minat dalam segala sesuatu
§      Mengetahui seluk beluk belajar aktif
§      Meningkatkat kualitas hidup kita (Hernowo, Mengikat Makna Update: Kaifa, 2009)
Ahir- ahir ini kita sering mendengar metode Contextual Teaching and Learning dalam dunia pendidikan adalah sebuah metode untuk bagaimana kita mencapai tujuan pembalajaran dan penilaian pendidikan yang terbagi tiga komponen menurut Bloom : Kognitif, Psikomotor, Afektif. Penilaian itu sesuai dengan hakikat ilmu yaitu knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan), value (nilai). Contextual Teaching and Learning (CTL) bermakna bagaimana kita bisa menyampaikan pelajaran dengan menghubungkannya dengan pengalaman mereka, kehidupan siswa dan masyarakat, CTL  mencakup delapan komponen :1.Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, 2. Melakukan pekerjaan yang berarti. 3.Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri.4.Bekerja sama,5.Berfikir kritis dan kreatif,6.Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang,7.Mencapai standart yang tinggi,8.Menggunakan penilaian yang autentik.
Ketika para siswa melihat makna dalam kegiatan pelajaran mereka, ketika mereka diajak untuk menerapkan pelajaran baru pada situasi yang menyentuh kehidupan mereka, mereka akan bertahan sampai mereka berhasil mempelajari sesuatu yang diajarkan guru. Para guru yang kita ketahui sekarang masih banyak yang membosankan siswa, menidurkan siswa, juga ada yang membuat siswa keluar kelas dengan berbagai alasan, kenapa kelakuan siswa begitu??? Apa karma guru? Apa karna kegiatan yang memang membuat siswa boring? Apa mapel matematika  tidak bisa dengan menghitung bebatuan alam sekitar? Apa pelajaran psikologi tidak bisa dengan kegiatan renungan malam yang pernah kita lakukan di SD dulu? Apa kita tidak dapat melihat sasaran siswa kita untuk merenungkan sesuatu? Siswa dikelas sering terpenjara dengan situasi kelas yang hampa, hambar . bayangkan saja kami mahasiswa FIK yang di Cap anak penggemar gerak, jika kita dikurung dalam kelas dan harus mendengarkan!!!!!! ditanya??? Materi....bagaimana kita disuruh mendengarkan dan menghargai yang bicara, jika tubuh kita kaku dikursi, kurang oksigen, perbedaan itu sangat terlihat dengan hobi kita yang teriak di lapangan, gerak di lapangan. Yang dapat kita ambil dari sederet keluhan tersebut adalah bagaimana kita dapat menyajikan pelajaran dan memasukkan nilai-nilai yang kita inginkan se cantiiiik mungkin agar dapat memikat siswa dapat menjadi daging dan darah yang mengalir ditubuh siswa.bagaimana selayaknya kita menancapkan bendera di jantung pahlawan kita, merogohkan garuda di dada para atlet kita, bagaimana kita menghembuskan pancasila kepada para pejabat kita, bagaimana kita mennyuntikkan ilmu pada para dokter-dokter kita.
Setiap anak pasti mempunyai cita-cita, setiap insan pasti punya masalah, kita adalah calon guru para generasi kita jadi apa bangsa kita dimasa mendatang adalah tergantung bagaimana kita mendidik sekarang, antarkan siswa kita tidak hanya meraih prestasi, akan tetapi dampingi mereka mencari diri mereka dan menetapkan makna hidup yang berarti.
Daftar Rujukan :
Chatib, Munif. 2010. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa
Chatib, Munif. 2011. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa
Johnson, Elaine. 2009. Contextual Teaching and Learning. Bandung: Kaifa
Mursi, Akrim R. 2005. Jadi Remaja Tanpa Masalah. Surakarta: Mandiri Visi Media